Saham GGRM Tembus Top Gainers, IHSG Justru Melemah

Minggu, 02 November 2025 | 10:34:54 WIB
Saham GGRM Tembus Top Gainers, IHSG Justru Melemah

JAKARTA - Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada pekan terakhir Oktober 2025, sejumlah saham justru mencatatkan kenaikan yang mencolok. 

Salah satu yang paling menonjol adalah saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), yang berhasil masuk dalam daftar top gainers sepekan dengan lonjakan harga lebih dari 41 persen.

Kenaikan GGRM menjadi sorotan karena terjadi di tengah tren pelemahan pasar. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkoreksi 1,3% ke posisi 8.163,87, berbalik arah setelah pekan sebelumnya naik 4,5% ke level 8.271,72.

IHSG Melemah, Tapi Sejumlah Sektor Masih Bertahan

Kinerja pasar saham nasional pekan ini menunjukkan ketimpangan antara sektor yang melemah dan sektor yang masih mampu mencatat pertumbuhan. Dari 11 sektor saham, sebanyak tujuh sektor berada di zona merah.

Sektor industri menjadi yang paling terpukul dengan penurunan 5,94%, disusul sektor energi yang melemah 1,88%, consumer nonsiklikal turun 1,15%, sektor keuangan terpangkas 0,15%, serta properti dan real estate yang merosot 2,6%. Sementara itu, sektor infrastruktur turun 0,83%, dan transportasi serta logistik terkoreksi 1,15%.

Namun, empat sektor lainnya masih mampu bertahan di zona hijau. Sektor basic materials naik 0,53%, consumer siklikal menanjak 1,22%, perawatan kesehatan melonjak 3,34%, dan teknologi tumbuh 1,71%.

Data ini menggambarkan bahwa investor mulai mengalihkan portofolio mereka ke saham-saham berbasis teknologi dan kesehatan yang dinilai lebih defensif di tengah ketidakpastian pasar.

Perdagangan Saham Menurun, Tapi Nilai Transaksi Naik

Penurunan IHSG pekan ini juga tercermin dari aktivitas perdagangan. Frekuensi transaksi harian turun 1,79% menjadi 2,32 juta kali transaksi, dari sebelumnya 2,37 juta kali.

Selain itu, kapitalisasi pasar BEI juga melemah 2,48%, dari Rp15.234 triliun menjadi Rp14.857 triliun. Meski begitu, beberapa indikator lain justru menunjukkan peningkatan.

Rata-rata volume transaksi harian naik 3,72% menjadi 31,61 miliar saham, sementara rata-rata nilai transaksi harian bertambah 1,55% menjadi Rp22,63 triliun. Lonjakan nilai transaksi ini menandakan bahwa sebagian investor masih aktif melakukan akumulasi pada saham-saham tertentu yang dinilai undervalued, salah satunya GGRM.

Daftar 10 Saham Top Gainers Sepekan

Di tengah tekanan pasar, sejumlah saham berhasil mencatat kinerja positif yang mengesankan. Berikut daftar 10 saham top gainers sepekan terakhir menurut data BEI:

PT Sunson Textile Manufactures Tbk (SSTM) naik 95,31% menjadi Rp875 per saham dari Rp448.

PT Puri Global Sukses (PURI) naik 50,65% menjadi Rp464 per saham dari Rp308.

PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) naik 50% menjadi Rp144 per saham dari Rp96.

PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) naik 44,64% menjadi Rp162 per saham dari Rp112.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 41,51% menjadi Rp17.300 per saham dari Rp12.225.

PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) naik 34% menjadi Rp402 per saham dari Rp300.

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) naik 33,08% menjadi Rp535 per saham dari Rp402.

PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) naik 30,80% menjadi Rp1.890 per saham dari Rp1.445.

PT Multi Garam Utama (FOLK) naik 29,81% menjadi Rp270 per saham dari Rp208.

PT Kentanix Supra International (KSIX) naik 29,63% menjadi Rp350 per saham dari Rp270.

Kenaikan saham GGRM menjadi sorotan karena termasuk salah satu emiten besar dengan kapitalisasi tinggi. Pergerakan saham ini diyakini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek industri rokok yang mulai menunjukkan stabilisasi setelah periode tekanan panjang akibat kenaikan cukai dan regulasi ketat.

Daftar 10 Saham Top Losers Sepekan

Di sisi lain, sejumlah saham mengalami koreksi tajam sepanjang pekan. Berikut daftar 10 saham top losers di tengah melemahnya IHSG:

PT Buana Lintas Lautan (BULL) turun 35,88% menjadi Rp218 per saham dari Rp340.

PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) merosot 28,26% menjadi Rp330 dari Rp460.

PT Star Pacific Tbk (LPLI) turun 28% menjadi Rp540 dari Rp750.

PT Pakuan Tbk (UANG) jatuh 26,92% menjadi Rp2.090 dari Rp2.860.

PT Multi Makmur (PIPA) merosot 25,38% menjadi Rp294 dari Rp394.

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) turun 22,60% menjadi Rp805 dari Rp1.040.

PT Maharaksa Biru Energi (OASA) melemah 22,48% menjadi Rp200 dari Rp258.

PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) turun 21,23% menjadi Rp282 dari Rp358.

PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) jatuh 21,15% menjadi Rp2.870 dari Rp3.640.

PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) turun 18,22% menjadi Rp175 dari Rp214.

Daftar ini menunjukkan bahwa sektor energi dan properti masih menghadapi tekanan besar akibat sentimen global, termasuk fluktuasi harga komoditas dan perlambatan investasi di dalam negeri.

GGRM Jadi Sorotan di Tengah Pelemahan Pasar

Lonjakan harga saham GGRM hingga 41,51% menjadi salah satu kejutan positif di pasar pekan ini. Dengan harga mencapai Rp17.300 per saham, saham rokok tersebut menunjukkan sinyal pemulihan yang kuat.

Kenaikan ini diperkirakan dipicu oleh optimisme investor terhadap prospek kinerja keuangan perseroan di kuartal keempat 2025, terutama setelah periode tekanan akibat kenaikan cukai tembakau mulai mereda. Selain itu, dorongan dari sektor konsumsi domestik yang stabil juga menjadi katalis utama bagi emiten ini.

Meskipun IHSG sedang dalam tren melemah, pergerakan positif saham seperti GGRM menunjukkan bahwa peluang tetap terbuka bagi investor yang cermat membaca momentum pasar.

Dengan nilai transaksi yang meningkat dan sejumlah sektor yang mulai pulih, pekan depan diharapkan membawa angin segar bagi pasar saham Indonesia.

Terkini

Kasus Demam Berdarah Diprediksi Meningkat Tahun Ini

Senin, 03 November 2025 | 13:24:44 WIB

Tips Merawat Kulit Tetap Sehat Saat Main Padel

Senin, 03 November 2025 | 13:24:42 WIB

12 Aplikasi Nonton Film Gratis dan Legal Terpercaya

Senin, 03 November 2025 | 13:24:41 WIB

Prekuel Conjuring Sedang Digarap, Fokus Kisah Awal Warren

Senin, 03 November 2025 | 13:24:40 WIB