Rano Karno Ungkap Si Doel Bawa Investasi Rp21 Triliun

Minggu, 02 November 2025 | 10:34:55 WIB
Rano Karno Ungkap Si Doel Bawa Investasi Rp21 Triliun

JAKARTA - Sinetron legendaris “Si Doel Anak Sekolahan” ternyata tidak hanya meninggalkan jejak mendalam dalam dunia hiburan Indonesia, tetapi juga memberi dampak ekonomi yang luar biasa. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengungkapkan bahwa karya yang melambungkan namanya itu berhasil membuka pintu investasi asing ke Indonesia hingga mencapai sekitar Rp21 triliun.

Dalam acara IdeaTalks di Jakarta International Convention Center (JICC), Sabtu, Rano menuturkan bahwa saat melakukan perjalanan ke luar negeri untuk memperkenalkan film tersebut, ia berhasil menarik perhatian investor internasional.

“Saya ke Turki, saya membawa 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp21 triliun. Si Doel Anak Sekolahan bisa membawa investasi dari luar ke Indonesia,” ujar Rano penuh semangat.

Pernyataan tersebut menyoroti bagaimana sektor kreatif Indonesia — khususnya film dan televisi — memiliki potensi besar dalam menarik investasi dan memperkuat citra Indonesia di dunia internasional.

Promosi Budaya yang Menembus Batas Negara

Rano Karno bercerita bahwa dirinya sempat memperkenalkan Si Doel Anak Sekolahan ke empat negara di Eropa. Langkah ini bukan semata-mata nostalgia terhadap sinetron yang populer di era 1990-an, tetapi menjadi strategi untuk memperlihatkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi karya berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.

Melalui promosi tersebut, Rano menilai film dan seni memiliki kekuatan besar untuk membangun citra positif bangsa di mata dunia. Ia percaya, produk budaya lokal bisa menjadi medium diplomasi yang efektif sekaligus sarana untuk memperluas interaksi ekonomi global.

“Melalui film dan kesenian, kita harap Jakarta semakin dikenal di kancah dunia,” tuturnya.

Jakarta Menuju Kota Global

Lebih jauh, Rano menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini berkomitmen untuk menjadikan ibu kota sebagai kota global yang mampu memimpin dalam berbagai aliran — mulai dari bisnis, manusia, modal, hingga ide dan pengetahuan.

Ia menjelaskan bahwa konsep kota global adalah kota yang berperan sebagai pusat pengambilan keputusan ekonomi dunia, tempat bertemunya arus bisnis internasional, dan juga pusat kebudayaan serta teknologi.=

“Kota global adalah kota yang berperan sebagai pusat komando ekonomi dunia, tempat pengambilan keputusan penting, dan sebagai pusat budaya, pengetahuan, dan teknologi,” kata Rano.

Dengan meningkatnya investasi internasional, ia berharap Jakarta dapat mengembangkan keuangan kreatif (creative financing) sebagai salah satu pilar ekonomi masa depan. Konsep ini diharapkan menjadi solusi untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif agar lebih berdaya saing secara global.

Jakarta Film Commission: Wadah Baru untuk Industri Sinema

Sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi tersebut, Rano mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan Jakarta Film Commission (JFC). Lembaga ini nantinya akan mempermudah proses perizinan syuting di wilayah Jakarta, sekaligus menjadi jembatan antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas film.

“Makanya, kita tengah menyusun Jakarta Film Commission, kalau memang Jakarta yang menjadi kota sinema,” jelas Rano.

JFC diharapkan dapat menarik lebih banyak produksi film, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dengan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses produksi. Kehadiran lembaga ini juga menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius menjadikan film sebagai bagian dari pembangunan ekonomi kreatif nasional.

Potensi Besar Industri Film Nasional

Selain membahas investasi dan kebijakan, Rano juga menyoroti perkembangan positif dalam industri film Tanah Air. Berdasarkan data terbaru, jumlah penonton bioskop di Indonesia telah mencapai 122 juta orang, dengan 65 persen atau sekitar 80 juta penonton berasal dari film lokal.

Angka ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap karya anak bangsa semakin meningkat. Tak hanya itu, Indonesia kini memiliki 491 lokasi bioskop dengan total 2.361 layar yang tersebar di 115 kota dan kabupaten.

Pertumbuhan infrastruktur perfilman ini diyakini akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar film terbesar di Asia Tenggara. Dengan dukungan pemerintah dan keterlibatan sektor swasta, industri film bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi baru yang berkelanjutan.

Dari Si Doel untuk Indonesia

Kisah sukses Rano Karno dengan Si Doel Anak Sekolahan menjadi bukti bahwa karya budaya dapat melampaui batas hiburan semata. Sinetron tersebut bukan hanya menghadirkan nostalgia dan nilai moral bagi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata melalui investasi besar dan promosi budaya ke mancanegara.

Melalui langkah-langkah strategis seperti pembentukan Jakarta Film Commission dan pengembangan konsep kota global, Rano optimistis bahwa Jakarta — dan Indonesia secara umum — dapat menjadi pusat industri kreatif yang diakui dunia.

Dengan semangat yang sama seperti Si Doel, yang gigih berjuang demi masa depan lebih baik, Rano berharap industri kreatif Indonesia terus tumbuh menjadi kebanggaan nasional.

“Si Doel sudah membuktikan, lewat budaya dan film, kita bisa membawa manfaat besar untuk bangsa,” ujarnya menutup sesi.

Terkini

16 Tempat Makan Enak di Godean Jogja yang Wajib Dicoba

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:54 WIB

Resep Bumbu Pecak Ikan Nila Pedas Gurih Khas Nusantara

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:53 WIB

Billie Eilish Donasi Rp191 Miliar, Ini Total Kekayaannya!

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:52 WIB

WHO Waspadai Lonjakan Kasus Mpox, Malaysia Ikut Terdeteksi

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:51 WIB