Harga Emas Hari Ini Anjlok, Dolar AS Menguat

Rabu, 05 November 2025 | 11:08:57 WIB
Harga Emas Hari Ini Anjlok, Dolar AS Menguat

JAKARTA - Harga emas dunia pada perdagangan Rabu, 5 November 2025, menunjukkan penurunan signifikan di tengah penguatan dolar AS. 

Logam kuning yang menjadi aset safe haven ini diperdagangkan di level US$3.932,09 per troy ounce pada pukul 04.59 WIB di pasar spot, atau turun 1,73% (US$69,33 per troy ounce) dibandingkan perdagangan sebelumnya. Penurunan ini menimbulkan koreksi setelah reli panjang emas yang telah meningkat sekitar 53% sepanjang tahun ini.

Fenomena ini terjadi di tengah dinamika pasar global, di mana investor kini menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat dan sinyal kebijakan moneter dari The Federal Reserve (The Fed). 

Pergerakan emas kali ini menunjukkan bagaimana interaksi antara penguatan mata uang AS dan ekspektasi suku bunga masih menjadi faktor utama dalam menentukan harga logam mulia.

Penurunan Emas Dipicu Penguatan Dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas dunia turun lebih dari 1% pada penutupan perdagangan di AS. Harga emas spot di pasar Amerika Serikat sempat mencapai US$3.940,75 per troy ounce, sedangkan kontrak berjangka untuk pengiriman Desember turun menjadi US$3.960,50 per troy ounce.

Penguatan dolar AS menjadi salah satu faktor utama penurunan harga emas. Seiring dolar mencetak level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, logam kuning menjadi relatif lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang selain dolar.

David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, menilai bahwa penguatan dolar menambah tekanan terhadap pasar emas. “

Dengan dolar yang terus mencetak level tertinggi baru, tekanan terhadap pasar emas semakin besar. Penguatan dolar ini sebagian dipicu oleh berkurangnya ekspektasi terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember,” ujar Meger.

Kebijakan The Fed dan Dampaknya pada Emas

Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal bahwa langkah tersebut kemungkinan menjadi pemangkasan terakhir tahun ini. 

Data dari CME Group FedWatch menunjukkan bahwa pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga pada rapat 9–10 Desember sekitar 71%, turun dari lebih 90% sepekan sebelumnya.

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil seperti bunga atau dividen, cenderung menguat ketika suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi meningkat. Namun, ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi menekan minat investor terhadap emas, sehingga harga logam mulia terkoreksi.

Selain itu, penutupan sebagian operasi pemerintah AS yang berpotensi menjadi yang terpanjang dalam sejarah menunda publikasi sejumlah data ekonomi resmi. Hal ini membuat investor mengalihkan perhatian ke laporan nonpemerintah, termasuk data ketenagakerjaan nasional ADP yang dijadwalkan rilis pada Rabu waktu AS.

Koreksi Harga Emas Sebagai Bagian dari Relai Panjang

Sepanjang tahun 2025, harga emas telah naik cukup tajam, mencapai rekor tertingginya pada 20 Oktober lalu, namun kini terkoreksi lebih dari 9% dari puncaknya. Menurut Rhona O’Connell, analis di StoneX, koreksi ini wajar dan bagian dari penyesuaian pasar.

“Emas tengah kehilangan sebagian momentumnya, namun masih mencerminkan kekhawatiran pasar atas independensi The Fed, risiko stagflasi, serta ketegangan geopolitik global. Koreksi kali ini diperlukan setelah reli panjang,” ujar O’Connell.

Koreksi harga emas kali ini menunjukkan bahwa pasar sedang menyeimbangkan antara permintaan sebagai aset safe haven dan tekanan dari penguatan dolar serta ekspektasi kebijakan moneter AS. Investor cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil posisi, terutama menjelang rilis data ekonomi yang dapat memengaruhi langkah The Fed.

Prospek Emas ke Depan: Tetap Menarik di Tengah Ketidakpastian

Meskipun terjadi koreksi, emas tetap menjadi instrumen penting bagi investor yang mencari perlindungan terhadap inflasi, risiko geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi global. Para analis menekankan bahwa koreksi saat ini tidak mengurangi daya tarik emas sebagai aset diversifikasi portofolio.

Pelaku pasar global kini memperhatikan beberapa faktor utama yang akan menentukan arah emas ke depan, antara lain:

Laju penguatan dolar AS

Kebijakan suku bunga The Fed

Rilis data ekonomi utama AS, termasuk laporan ketenagakerjaan dan inflasi

Ketegangan geopolitik dan risiko stagflasi

Dengan faktor-faktor ini, harga emas berpotensi mengalami volatilitas dalam beberapa pekan mendatang. Investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan strategi investasi dengan risiko yang ada.

Terkini