Tiga Raksasa Otomotif Jepang Pindahkan Pabrik ke India

Kamis, 06 November 2025 | 17:01:23 WIB
Tiga Raksasa Otomotif Jepang Pindahkan Pabrik ke India

JAKARTA - Gelombang pergeseran industri otomotif dunia kini bergerak ke arah selatan Asia. Tiga raksasa otomotif Jepang—Toyota, Suzuki, dan Honda—secara kompak mengalihkan fokus produksinya dari China menuju India, dengan investasi miliaran dolar Amerika Serikat. 

Langkah besar ini menandai babak baru dalam peta manufaktur global, sekaligus memperkuat posisi India sebagai pemain utama dalam rantai pasok otomotif dunia.

Toyota, produsen mobil terbesar di dunia, dan Suzuki, penguasa pasar otomotif India dengan pangsa hampir 40 persen, telah mengumumkan komitmen investasi senilai US$11 miliar (sekitar Rp183 triliun) untuk memperluas kapasitas manufaktur serta memperkuat basis ekspor di negara berpenduduk 1,4 miliar itu.

Sementara itu, Honda juga ikut melangkah ke arah serupa. Perusahaan tersebut menyatakan akan menjadikan India sebagai basis produksi dan ekspor untuk salah satu model mobil listrik (EV) terbarunya, sebagaimana diumumkan pada pekan lalu.

Langkah strategis tiga perusahaan Jepang itu tidak hanya menunjukkan pergeseran geopolitik ekonomi global, tetapi juga mempertegas penurunan daya tarik China sebagai basis manufaktur utama dunia.

Biaya Rendah dan Tenaga Kerja Melimpah Jadi Daya Tarik

India sejak lama dikenal sebagai negara dengan biaya produksi rendah dan tenaga kerja yang besar—dua faktor yang menjadi magnet kuat bagi produsen otomotif global. Kini, situasi geopolitik dan meningkatnya risiko bisnis di China mempercepat arus perpindahan investasi ke negeri Bollywood tersebut.

Menurut beberapa eksekutif industri, produsen Jepang mulai meningkatkan operasi di India seiring upaya mereka mengurangi ketergantungan pada China, baik sebagai pasar penjualan maupun basis produksi.

“India adalah pilihan yang baik sebagai pasar pengganti China,” ujar Julie Boote, analis otomotif di Pelham Smithers Associates di London.

Boote menambahkan, “Untuk saat ini, Jepang menganggapnya pasar yang jauh lebih baik karena mereka tidak perlu berurusan dengan pesaing China.” Pernyataan ini mempertegas pandangan bahwa India kini dianggap lebih ramah bagi bisnis otomotif Jepang, terutama karena persaingan yang lebih longgar dan pasar domestik yang terus tumbuh.

Kebijakan Modi dan Kualitas Produksi Perkuat Daya Saing India

Selain faktor biaya, dukungan pemerintah India juga menjadi alasan utama di balik masuknya investasi besar dari Jepang. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi secara agresif mendorong strategi “Make in India” dengan memberikan insentif fiskal, kemudahan perizinan, dan dukungan infrastruktur untuk industri manufaktur strategis.

Daya tarik India kian meningkat berkat peningkatan kualitas barang manufaktur dan lokalisasi komponen otomotif, yang kini dianggap mampu bersaing di pasar global. Toyota dan Suzuki masing-masing memiliki kepemilikan mayoritas atas unit bisnisnya di India, sementara Honda menguasai 100 persen saham bisnisnya di negara tersebut.

“India telah melokalisasi penawarannya,” kata seorang eksekutif di salah satu pemasok utama Toyota tanpa menyebut nama. “Ini bukan lagi tentang spesifikasi global, tetapi spesifikasi lokal.”

Pernyataan itu menegaskan bahwa pasar India kini tidak hanya menjadi tempat produksi berbiaya rendah, melainkan juga pusat inovasi otomotif regional dengan adaptasi tinggi terhadap kebutuhan lokal.

Investasi Jepang di India Meroket, China Justru Terpukul

Data investasi menunjukkan perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Investasi langsung tahunan Jepang di sektor transportasi India—termasuk produsen mobil—melonjak lebih dari tujuh kali lipat antara 2021 dan 2024. Nilainya bahkan mencapai US$2 miliar pada tahun 2024.

Sebaliknya, investasi langsung di sektor transportasi China justru merosot hingga 83 persen pada periode yang sama, hanya menyisakan nilai sekitar US$298 juta pada tahun lalu. Perbedaan tajam ini menggambarkan bagaimana Jepang secara bertahap mengalihkan modal dan teknologi dari China ke India, sebuah tren yang kemungkinan besar akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Langkah Toyota, Suzuki, dan Honda juga sejalan dengan strategi Jepang untuk mendiversifikasi rantai pasok global, terutama setelah pandemi COVID-19 dan ketegangan geopolitik antara AS dan China mengungkap risiko besar dari ketergantungan tunggal terhadap satu negara produksi.

India: Pasar yang Tumbuh Cepat dan Stabil

Presiden Toyota, Koji Sato, menegaskan optimisme perusahaan terhadap pasar India. “Pasar India sangat penting dan akan terus tumbuh di masa depan,” ujarnya kepada wartawan di Japan Mobility Show pekan lalu, seraya menambahkan bahwa banyak produsen mobil lain kini mulai memperhatikan potensi besar negara tersebut.

Pernyataan Sato bukan tanpa dasar. Pertumbuhan ekonomi India rata-rata mencapai 8 persen selama tiga tahun fiskal terakhir—salah satu yang tertinggi di dunia. Momentum ini dimanfaatkan oleh pemerintahan Modi untuk menarik lebih banyak investasi asing, terutama dari sektor manufaktur otomotif dan teknologi bersih.

Dengan populasi muda yang besar, pendapatan per kapita yang meningkat, dan permintaan kendaraan yang terus tumbuh, India kini berada di jalur cepat untuk menjadi pusat produksi otomotif global.

Pergeseran Kekuatan Industri Otomotif Global

Konsolidasi tiga raksasa Jepang di India memperlihatkan arah baru industri otomotif dunia. Selama dua dekade terakhir, China dikenal sebagai “pabrik dunia”, tetapi kini India mulai mengambil posisi strategis itu berkat kombinasi biaya kompetitif, dukungan pemerintah, dan stabilitas politik.

Langkah ini juga menandai babak baru hubungan ekonomi Jepang–India, di mana kerja sama tidak hanya terbatas pada investasi, tetapi juga pada pengembangan teknologi kendaraan listrik (EV), riset, dan rantai pasok regional.

Dengan tren tersebut, analis memperkirakan dalam lima tahun mendatang India akan menyalip beberapa negara Asia lain sebagai pusat produksi utama mobil penumpang dan EV di kawasan. Sementara itu, dominasi China perlahan mulai memudar di mata investor otomotif Jepang yang mencari efisiensi dan keamanan rantai pasok jangka panjang.

Terkini

Cara Mengecek Garansi iBox Asli/Tidak dan Masa Berlakunya

Kamis, 06 November 2025 | 20:54:02 WIB

Cara dan Syarat Kredit Laptop di Erafone

Kamis, 06 November 2025 | 20:54:01 WIB

Cara Bayar Tagihan IndiHome Blibli, Semudah Belanja Online

Kamis, 06 November 2025 | 20:53:55 WIB