JAKARTA - Di tengah kesibukan dan tekanan hidup yang semakin kompleks, kesehatan mental sering kali menjadi aspek yang terabaikan. Banyak orang berusaha “kuat” menghadapi beban emosional sendirian hingga akhirnya merasa kewalahan dan kehilangan kendali atas hidupnya.
Menyadari hal tersebut, Isyana Sarasvati mengajak masyarakat untuk tidak ragu mencari bantuan profesional ketika kondisi mental sudah terlalu lelah.
“Pada saat kalian sudah tidak ‘berfungsi’, enggak apa-apa banget untuk pergi ke tenaga profesional (psikolog atau psikiater),” ucap Isyana dalam acara “Need a Hand #HidupmuBerarti” yang digelar di Studio 1 Menara Kompas, Jakarta Pusat
Pesan tersebut menjadi pengingat penting bahwa merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Langkah pertama untuk pulih bukanlah bertahan sendirian, melainkan mengenali batas diri dan berani meminta bantuan.
Coping Mechanism Tidak Selalu Cukup
Bagi pelantun “Tetap Dalam Jiwa” ini, mekanisme penanganan diri atau coping mechanism merupakan langkah awal untuk meringankan beban mental. Ia sendiri mengaku sering menulis lagu, bermain alat musik, bermain game, atau bahkan melamun sebagai cara untuk meredakan tekanan emosional.
Namun, Isyana juga menekankan bahwa coping mechanism hanya membantu jika beban yang dihadapi masih dalam batas wajar. Ketika tekanan mental terlalu berat, strategi tersebut tidak lagi cukup untuk membuat seseorang kembali berfungsi normal dalam kesehariannya.
“Kalau sudah tidak bisa menjalankan kehidupan, keseharian kalian, dalam jangka waktu yang cukup lama, kayaknya enggak apa-apa banget untuk pergi ke tenaga profesional,” ujar Isyana.
Tanda-Tanda Beban Mental Mulai Mengganggu
Beban mental yang terlalu berat dapat muncul dalam berbagai bentuk dan sering kali memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
Sulit berkonsentrasi hingga pekerjaan menumpuk.
Tubuh terasa sangat lelah meski tidak melakukan aktivitas berat.
Melupakan hal-hal sederhana.
Gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur berlebihan.
Mudah tersinggung dan emosional.
Tidak menjaga kebersihan diri.
Menarik diri dari lingkungan sosial.
Jika tanda-tanda tersebut berlangsung dalam waktu lama, hal itu menunjukkan bahwa seseorang mungkin sudah tidak dapat berfungsi secara optimal. Dalam kondisi seperti ini, Isyana menekankan pentingnya untuk tidak menunda mencari pertolongan profesional.
Hidup Terlalu Berharga untuk Dibiarkan “Membeku”
Isyana menilai bahwa membiarkan kondisi mental yang berat berlarut-larut sangat disayangkan. Seseorang bisa kehilangan kesempatan untuk menikmati hidup dan mengeksplorasi hal-hal bermakna.
“Sayang banget karena kehidupan ini seru banget untuk kita eksplor. Kalau sudah merasa kayak nge-freeze, enggak tahu harus apa, enggak apa-apa untuk konsultasi kalau sudah mengganggu sekitar, keseharianmu, dan batinmu,” sambungnya.
Pesan ini sejalan dengan pandangan banyak ahli kesehatan mental bahwa mengakui kebutuhan akan bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah awal menuju kesembuhan.
Pemeriksaan Kesehatan Mental Perlu Dilakukan Secara Rutin
Tak hanya Isyana, Rhaka Ghanisatria, Co-founder dan CEO Menjadi Manusia, juga menegaskan pentingnya memeriksa kondisi mental secara berkala. Menurutnya, langkah ini seharusnya dilakukan tanpa perlu menunggu sampai kondisi mental mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Melihat kesehatan mental seharusnya kayak kita rutin ke dokter gigi. Enggak ada salahnya sesekali memeriksa kesehatan mental ke psikolog atau psikiater,” tutur Rhaka.
Pemeriksaan rutin dapat membantu seseorang mendeteksi potensi gangguan mental sejak dini, bahkan ketika gejalanya belum terasa. Pendekatan preventif ini penting untuk mencegah kondisi yang lebih parah di masa depan.
Menghapus Stigma Mencari Pertolongan
Salah satu hambatan terbesar dalam menjaga kesehatan mental adalah stigma sosial. Banyak orang masih menganggap pergi ke psikolog atau psikiater sebagai tanda kelemahan atau masalah serius. Padahal, sama seperti memeriksa tekanan darah atau kolesterol, konsultasi dengan tenaga profesional adalah bagian dari perawatan kesehatan menyeluruh.
Isyana melalui pesannya mencoba mematahkan anggapan tersebut. Ia menekankan bahwa mencari bantuan bukanlah hal yang memalukan, tetapi justru tindakan penuh keberanian dan kasih sayang terhadap diri sendiri.
Pentingnya Dukungan Lingkungan
Selain peran individu, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat penting. Teman, keluarga, dan rekan kerja dapat membantu menciptakan ruang yang aman bagi seseorang untuk terbuka dan mencari bantuan. Masyarakat juga perlu terus diedukasi bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Ketika stigma mulai memudar dan kesadaran meningkat, semakin banyak orang yang merasa nyaman untuk mengambil langkah pertama menuju pemulihan.
Jangan Tunggu Sampai Terlambat
Kesehatan mental adalah fondasi kehidupan yang seimbang. Ketika pikiran dan perasaan tidak lagi terkendali, kualitas hidup pun akan ikut terganggu. Itulah sebabnya penting untuk tidak menunggu hingga terlambat untuk mencari pertolongan.
Seperti yang disampaikan Isyana Sarasvati, hidup terlalu berharga untuk dibiarkan terhenti hanya karena enggan meminta bantuan. Dengan dukungan profesional, strategi penanganan yang tepat, dan lingkungan yang peduli, setiap orang memiliki kesempatan untuk pulih dan kembali menikmati hidup sepenuhnya.
Merawat mental bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, itu adalah bentuk kekuatan sejati — kekuatan untuk terus melangkah, bertumbuh, dan menjalani hidup yang lebih bermakna.