Arsenal

Arsenal 2025/2026 Tampil Perkasa, Mulai Saingi Era Invincibles

Arsenal 2025/2026 Tampil Perkasa, Mulai Saingi Era Invincibles
Arsenal 2025/2026 Tampil Perkasa, Mulai Saingi Era Invincibles

JAKARTA - Musim 2025/2026 bisa menjadi titik balik besar bagi Arsenal. Setelah lebih dari dua dekade menanti, The Gunners kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan luar biasa di bawah kendali Mikel Arteta. Dengan Liverpool yang tengah limbung dan Manchester City belum menemukan ritme terbaiknya, Arsenal muncul sebagai kandidat kuat peraih gelar Premier League musim ini.

Jika berhasil, trofi tersebut akan menjadi yang pertama sejak musim bersejarah 2003/2004, ketika tim legendaris asuhan Arsène Wenger mencatat rekor tak terkalahkan sepanjang musim—prestasi yang hingga kini belum bisa diulang oleh klub mana pun di Inggris.

Namun menariknya, berdasarkan data dan performa awal musim ini, skuad asuhan Arteta menunjukkan efisiensi dan keseimbangan permainan yang bahkan bisa menyaingi tim “Invincibles” legendaris tersebut.

Dominasi Baru di Bawah Sentuhan Arteta

Mikel Arteta perlahan tapi pasti mengubah wajah Arsenal menjadi tim yang lebih matang, terorganisir, dan efisien. Di bawah kepemimpinannya, The Gunners tampil konsisten dalam menjaga ritme permainan serta mengontrol tempo laga.

Pada musim 2003/2004, Arsenal-nya Wenger menorehkan 26 kemenangan dan 12 hasil imbang, mengumpulkan 90 poin tanpa kekalahan. Namun di musim 2025/2026 ini, statistik menunjukkan awal yang lebih kuat untuk versi Arteta.

Dengan sembilan laga pertama, Arsenal mencatat rasio kemenangan 78 persen, jauh di atas tim Invincibles yang hanya mencapai 68 persen pada periode yang sama.

Keunggulan lain terletak pada sektor pertahanan. Jika tim Wenger kala itu kebobolan rata-rata 0,7 gol per laga, musim ini Arteta hanya membiarkan lawan mencetak 0,3 gol per pertandingan—angka yang mencerminkan peningkatan signifikan dari segi organisasi lini belakang dan kontribusi luar biasa sang kiper utama.

Pertahanan Lebih Kuat, Serangan Tetap Efektif

Salah satu aspek paling mencolok dari Arsenal musim ini adalah kedisiplinan defensif dan efisiensi serangan. Berdasarkan data, The Gunners hanya menghadapi rata-rata delapan tembakan per laga, lebih sedikit dibanding tim Invincibles yang menerima hampir 10 tembakan setiap pertandingan.

Arteta tampak sukses membangun pertahanan yang solid tanpa mengorbankan kreativitas di lini depan. Walaupun produktivitas gol sedikit menurun — Arsenal musim ini mencatat 1,8 gol per pertandingan, lebih rendah dari catatan 1,9 gol per laga di era Wenger — efisiensi penyelesaian mereka jauh lebih tinggi.

Dengan sistem permainan yang lebih terukur, penguasaan bola yang stabil, dan kecepatan dalam transisi menyerang, Arsenal berhasil menjaga keseimbangan antara agresivitas dan kehati-hatian.

Konsistensi ini menjadikan mereka sebagai tim dengan poin rata-rata per pertandingan yang setara dengan skuad Invincibles, bahkan dengan jumlah kebobolan yang jauh lebih sedikit.

Persaingan Melemah, Arsenal Ambil Kesempatan

Selain performa solid sendiri, keberhasilan Arsenal di awal musim ini juga terbantu oleh penurunan performa para rival utama. Hingga pekan kesembilan Premier League, Arsenal memimpin klasemen dengan 22 poin, unggul empat angka dari Bournemouth di peringkat kedua.

Tottenham dan dua klub Manchester—United serta City—masih kesulitan menjaga konsistensi, masing-masing tertinggal lima dan enam poin, sedangkan Liverpool yang musim lalu menjadi pesaing utama justru terseok-seok di papan tengah usai menelan empat kekalahan beruntun.

Kondisi ini membuka peluang besar bagi Arteta untuk membawa Arsenal menapaki jalur juara. Para pengamat menilai bahwa musim ini bisa menjadi musim paling terbuka dalam sejarah Premier League dalam hal persaingan gelar, dan Arsenal punya semua modal untuk memanfaatkannya.

Resep Sukses Arteta: Kedisiplinan dan Keseimbangan

Mikel Arteta dikenal sebagai pelatih yang perfeksionis dan detail. Pendekatannya menggabungkan filosofi penguasaan bola ala Wenger dengan pressing intensif yang terinspirasi dari masa kerjanya bersama Pep Guardiola di Manchester City.

Dari hasil itu, lahirlah Arsenal yang lebih pragmatis namun efisien. Mereka tidak selalu menang dengan skor besar, tapi nyaris selalu mampu mengontrol jalannya pertandingan. Para pemain muda seperti Eberechi Eze, Gabriel Martinelli, dan Declan Rice tampil konsisten, sementara lini belakang yang dipimpin oleh William Saliba menjadi tembok sulit ditembus.

Kekuatan mental pun menjadi pembeda besar. Arsenal musim ini tampak lebih tenang menghadapi tekanan, tak mudah kehilangan momentum bahkan saat tertinggal. Ciri khas ini mengingatkan banyak penggemar pada masa kejayaan Wenger, tapi dengan pendekatan modern yang lebih terukur.

Menuju Gelar Pertama Setelah Dua Dekade

Dengan performa yang terus meningkat dan moral tim yang berada di puncak, publik Emirates Stadium mulai berani bermimpi. Jika tren positif ini berlanjut, Arsenal bisa saja menutup musim dengan gelar Premier League pertama sejak 2004.

Lebih dari sekadar mengejar trofi, Arteta kini berpeluang menulis ulang sejarah—menjadikan skuadnya bukan hanya penantang, tetapi tim yang pantas disandingkan dengan para legenda Invincibles.

Yang membedakan mereka hanyalah pendekatan: jika tim Wenger dikenal dengan gaya menyerang total, maka tim Arteta adalah simbol keseimbangan modern—solid di belakang, efisien di depan, dan disiplin di setiap lini.

Statistik awal musim 2025/2026 membuktikan bahwa Arsenal era Mikel Arteta bukan lagi sekadar proyek jangka panjang, melainkan kekuatan nyata di Premier League. Dengan pertahanan kokoh, efisiensi serangan, dan performa rival yang melemah, The Gunners kini berada di jalur emas menuju kejayaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index