JAKARTA - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia memasuki fase kewaspadaan setelah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Sejumlah analis menilai dinamika pasar saat ini membutuhkan kehati-hatian ekstra, terutama menjelang rilis data ekonomi penting dan keputusan kebijakan global.
Tekanan jual yang masih terasa membuat arah IHSG dinilai rawan koreksi dalam jangka pendek. Meski demikian, peluang tetap terbuka bagi saham-saham tertentu untuk mencatatkan kinerja positif seiring dengan selektivitas investor.
Dalam kondisi tersebut, rekomendasi saham dari berbagai rumah riset menjadi rujukan penting bagi pelaku pasar. Analisis teknikal dan sentimen global menjadi faktor utama yang memengaruhi strategi perdagangan hari ini.
Kinerja IHSG Pada Penutupan Perdagangan Sebelumnya
Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG ditutup melemah pada perdagangan Rabu. Indeks komposit turun 0,11 persen atau 9,13 poin ke level 8.677,34.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 8.660,75 hingga 8.729,47. Pergerakan tersebut mencerminkan tekanan jual yang masih mendominasi meski tidak terlalu agresif.
Aktivitas pasar tercatat cukup ramai dengan volume transaksi mencapai 51,92 miliar saham. Nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp37,69 triliun.
Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, sebanyak 409 saham menguat. Sementara itu, 291 saham melemah dan 258 saham tercatat stagnan.
Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia tercatat mencapai Rp15.949 triliun. Angka ini menunjukkan skala aktivitas pasar yang masih terjaga di tengah fluktuasi indeks.
Saham Big Caps Jadi Penekan Indeks
Sejumlah saham berkapitalisasi besar tercatat menjadi penekan utama laju IHSG. Saham Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) ditutup turun 1,50 persen ke level Rp6.550.
Tekanan juga datang dari saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melemah 0,62 persen ke Rp8.025. Saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turut terkoreksi 0,68 persen ke Rp4.370.
Saham Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ditutup turun 0,77 persen ke Rp9.725. Sementara itu, Barito Pacific Tbk (BRPT) melemah cukup dalam sebesar 3,57 persen ke Rp3.510.
Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) tercatat turun 0,54 persen ke Rp1.830. Tekanan jual juga terlihat pada saham Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang turun 3,72 persen ke Rp2.330.
Selain itu, saham Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melemah 0,65 persen ke Rp106.300. Kondisi ini memperlihatkan tekanan yang cukup merata di saham-saham tertentu.
Saham yang Menguat dan Analisis Teknikal
Di tengah tekanan indeks, beberapa saham justru mencatatkan penguatan. Saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 1,63 persen ke level Rp3.750.
Sementara itu, saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tercatat turun 0,50 persen ke Rp5.025. Saham Bayan Resources Tbk (BYAN) justru menguat 0,89 persen ke Rp16.975.
Dari sisi teknikal, Tim Analis MNC Sekuritas menilai pergerakan IHSG masih didominasi tekanan jual. Meski demikian, intensitas tekanan tersebut dinilai mulai mengecil.
MNC Sekuritas memperkirakan IHSG saat ini berada pada bagian wave [iv] dari wave 5. Dengan kondisi tersebut, indeks berpeluang terkoreksi lebih dulu untuk menguji area 8.464 hingga 8.560.
Area tersebut juga dinilai berpotensi menutup celah gap tipis yang terbentuk sebelumnya. “Namun, pada skenario terburuk, IHSG diperkirakan telah menyelesaikan wave (1) dan berpotensi terkoreksi cukup dalam ke area 8.000-an,” tulis Tim Riset MNC Sekuritas, Kamis.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diproyeksikan bergerak pada area support 8.553 dan 8.493. Sementara itu, area resistance berada di level 8.714 dan 8.821.
Sentimen Global dan Rekomendasi Saham
Sementara itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyampaikan bahwa perhatian pelaku pasar pekan ini tertuju pada rilis data ekonomi Amerika Serikat. Data tersebut meliputi nonfarm payrolls Oktober dan November 2025.
Selain itu, pasar juga mencermati data retail sales, inflasi, serta indeks PMI. Arah kebijakan moneter global menjadi sorotan menyusul agenda rapat bank sentral utama dunia.
Rapat European Central Bank, Bank of England, dan Bank of Japan dinilai akan memberikan sinyal penting bagi pasar global. Dari dalam negeri, investor menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Rilis data pertumbuhan kredit perbankan juga menjadi perhatian utama pelaku pasar. “Sejumlah aksi korporasi emiten diperkirakan masih menjadi salah satu pendorong pergerakan IHSG,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Senin.
Secara teknikal, histogram negatif MACD IHSG tercatat melebar. Namun, pelemahan Stochastic RSI mulai melandai dan mendekati area oversold.
IHSG juga masih bergerak di bawah MA5. Dengan kondisi tersebut, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak konsolidatif di kisaran 8.550 hingga 8.700 pada pekan ini.
Adapun saham-saham yang menjadi top picks Phintraco Sekuritas meliputi INDY, BRPT, TINS, MEDC, INKP, dan MDKA. Rekomendasi ini diharapkan menjadi referensi bagi investor dalam menyusun strategi.
Sebagai catatan, informasi ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca sesuai dengan profil risiko masing-masing.